KIMIA ORGANIK 2


Mekanisme reaksi eliminasi  E1
Reaksi eliminasi
Reaksi eliminasi adalah salah satu jenis reaksi organik  yang  mana terjadi pemisahan di dua substituen  dari suatu molekul baik itu  dalam mekanisme satu tahap  atau mekanisme dua-tahap. Mekanisme yang berjalan satu-tahap dikenal sebagai reaksi E2, dan mekanisme yang bejalan dua-tahap dikenal sebagai reaksi E1. Angka pada nama reaksi eliminasi  tersebut tidak ada hubungannya  dengan jumlah tahapan reaksi dalam mekanisme tersebut, akan tetapi berkaitan dengan kinetika reaksi  bimolekular dan unimolekular  nya .
 Tahap reaksi eliminasi E1
1.      Ionisasi (lambat) 


2.      Deprotonasi  (cepat)







 Karakteristik mekanisme reaksi eliminasi E1


·   Reaksi E1 umumnya terjadi pada alkil halida tersier.
·   Laju reaksi hanya dipengaruhi oleh konsentrasi alkil halida karena pembentukan karbokation adalah tahap yang paling lambat dan akan mencapai produk kestabilan .
·   Reaksi eliminasi  biasanya terjadi pada  kondisi asam dan suhu tinggi.
·   Reaksi E1 berkompetisi dengan mekanisme reaksi SN1 karena keduanya  berlangsung melalui zat karbokation.
·   Tidak membutuhkan  antiperiplanar. 


Permasalahan 
1. Bagaimana cara karbokation mencapai produk yang stabil ?
2. Mengapa pada tahap reaksi E1 reaksinya berjalan lambat dan cepat ?
3. Mengapa pada reaksi eliminasi E1 cenderung berlangsung dengan suhu tinggi ?

Ka



Komentar

  1. VIKA SEPUTRI6 Maret 2020 pukul 07.20

    Baiklah, Saya Vika Seputri (A1C118086)
    saya akan mencoba menjawab permasalahan no.2 yaitu Mengapa pada tahap reaksi E1 reaksinya berjalan lambat dan cepat? karena pada reaksi E1 ini berlangsung secara 2 tahap yaitu tahap pertama tahap ionisasi(lambat) dan tahap kedua itu tahap deprotonasi (cepat) mengapa ini berjalan dengan cepat atau lambat karena tahap tersebut membutuhkan energi tambahan untuk memecahkan ikatan antara substrat dengan gugus perginya menjadi sebuah zat antara karbokation.
    Terimakasih

    BalasHapus
  2. M. Rizki Dwi Putra6 Maret 2020 pukul 07.21

    Hai Risa
    Saya M Rizki Dwi Putra NIM A1C118006
    Menjawab permasalahan nomor 3, mengapa digunakan suhu tinggi pada reaksi eleminasi E1 karena apabila digunakan pada suhu rendah dikhawatirkan reaksi berjalan tidak sempurna.

    BalasHapus
  3. Denora Situmorang6 Maret 2020 pukul 12.54

    Hai Risa
    Saya Denora Situmorang (A1C18056)
    Saya akan mencoba menjawab permasalahan no 1
    Karbokation merupakan suatu zat antara yang tidak stabil dan memiliki energi tinggi serta yang dengan segera akan bereaksi lebih lanjut. Sehingga dalam reaksi E1 dimana karbokation yang terbentuk pada tahap pertama akan melepaskan atau memberikan suatu Proton kepada suatu basa sehingga produk yang akan dihasilkan adalah sebuah alkena.
    Terimakasih

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

KIMIA ORGANIK 2

Gambar
Stereokimia Pada pokok bahasan ini saya akan membahas tentang stereokimia   Stereokimia merupakan struktur molekul-molekul tiga dimensi dimana rumus molekul nya sama sedangkan susunannya berbeda yang akan membuat fungsinya berebeda-beda. Selanjutnya kita harus mengetahi apa itu kiral dan molekul kiral. Kiral itu sendiri adalah senyawa yang tidak dapat saling bertindihan atau bertumpukan, sedangkan molekul kiral adalah molekul yang memiliki bayangan cermin yang tidak bisa saling bertumpukan. Molekul dapat dikatakan kiral apabila 1 atom C dapat mengikat gugus yang berlainan. Pada molekul tiga dimensi terdapat keisomeran salah satunya adalah keisomeran  geometri atau keisomeran cis-trans , dimana keisomeran geometri  itu sendiri merupakan  senyawa yang mempunyai rumus molekul sama tetapi memiliki ruang struktur yang berbeda.  Pada isomer  geometri hanya dijumpai dalam senyawa alkena dan senyawa siklik. 1.       I...
Baca selengkapnya

KIMIA ORGANIK 2

Gambar
Mekanisme Substitusi Nukleofilik SN1 Reaksi SN1 Reaksi SN1   adalah reaksi substitusi dalam kimia organik. SN1 merupakan singkatan dari substitusi nukleofil dan "1" dimana mempunyai arti bahwa pada tahap penetapan laju reaksi ini adalah reaksi molekul tunggal. Reaksi substitusi melibatkan sebuah zat karbokation dan biasanya terjadi pada reaksi alkil halide   tersier, atau dalam keadaan asam yang kuat, alkohol sekunder, dan alkohol tersier. Dengan alkil halida primer, reaksi alternatif SN2 akan   terjadi. Dalam kimia organik, SN1 dirujuk sebagai mekanisme disosiatif. Pada reaksi SN1 berjalan melalui dua tahap berbeda dengan reaksi SN2 yang cuman melalui 1 tahap. Tahap penetapan laju reaksi terjadi pada tahap pertama, oleh karena itu laju reaksi dari keseluruhan reaksi secara umum sama dengan laju pembentukan karbokation dan tidak melibatkan konsentrasi nukleofil. Kenukleofilikan tidak menjadi faktor kelajuan reaksi dan laju keseluruhan reaks...
Baca selengkapnya

Kimia Organik 2

Gambar
Mekanisme Reaksi Reduksi Pada Berbagai Senyawa Organik Agen pereduksi hidrida logam Di laboratorium sintesis organik, gugus karbonil dapat direduksi menggunakan reaksi transfer hidrida yang secara mekanis mirip dengan reaksi biokimia dengan NAD (P) H.   Tiga zat pereduksi yang umum adalah  natrium borohidrida (NaBH  4  )  ,  litium aluminium hidrida (LiAlH  4  )  , dan  diisobutyl aluminium hidrida (DIBAH)  . Sebagai contoh, ketika natrium borohidrida diaduk dalam larutan dengan aldehida atau keton, ion hidrida menambah karbonil karbon untuk membentuk 2 o alkohol (dari keton) atau 1 o alkohol (dari aldehida). Sodium borohidrida adalah zat pereduksi yang relatif ringan, dan reaksi biasanya dijalankan dalam pelarut air, metanol, atau etanol. Satu mol NaBH 4 mampu mengurangi empat mol keton atau aldehida. Turunan asam karboksilat dan ikatan ganda alkena tidak terpengaruh. LiAlH 4 bekerja dengan cara yang...
Baca selengkapnya